Sarjana Teologi (S.Th.)
DESKRIPSI PROGRAM STUDI
Program Studi Sarjana Teologi di Sekolah Tinggi Teologi (STT) HKBP Pematangsiantar merupakan program akademik yang bertujuan membentuk teolog dan pelayan gereja yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang iman Kristen, mampu berpikir kritis, serta memiliki komitmen kuat dalam pelayanan dan pengabdian kepada gereja, masyarakat, dan bangsa.
Program ini dirancang untuk menyiapkan mahasiswa menjadi calon pelayan gereja (pendeta) dan tenaga teologi lainnya yang kompeten, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa mengabaikan kekayaan tradisi teologi Reformasi dan warisan gereja Batak.
VISI PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI
Terwujudnya sarjana teologi lulusan STT HKBP yang mampu memenuhi harapan dan kebutuhan jemaat dan masyarakat Indonesia yang pluralistik, dan mampu menjawab tantangan global yang dinamis serta modern sesuai dengan kehendak Tuhan.
Untuk melihat capaian visi ini, berikut indikator kompetensi luaran:
a. Memiliki kompetensi hermeneutika dan pengetahuan teologi Alkitab yang kontekstual.
b. Menguasai dan mengembangkan teologi praktika dalam pelayanan jemaat secara kreatif dan kontekstual.
c. Memiliki kedewasaan spiritual dalam menyikapi perkembangan zaman secara kritis dan bijaksana.
MISI PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI
Untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan, STT HKBP menyusun misi sebagai berikut:
-
- Menyelenggarakan pendidikan dasar teologi berbasis kompetensi secara teoretis, praktis, komprehensif, ekumenis, dan relevan dengan perkembangan zaman dan takut akan Tuhan.
- Melayani mahasiswa dengan berbagai program ekstrakurikuler agar mahasiswa memiliki kepribadian yang cerdas secara spritual, secara intelektual, secara emosional, dan secara sosial.
PROFIL LULUSAN SARJANA TEOLOGI
Lulusan Program Studi Teologi STT HKBP Pematangsiantar dibekali dengan kompetensi untuk:
- Menjadi pendeta dan pelayan gereja yang mampu memimpin jemaat secara spiritual dan pastoral.
- Menjadi pendidik dan peneliti di bidang teologi.
- Terlibat dalam pelayanan sosial dan lintas budaya sebagai bentuk kesaksian iman Kristen.
- Menjadi pemimpin yang beretika dan berwawasan ekumenis dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.